Kalau boleh jujur, saya pertama kali dengar nama Pantai Sorake itu pas scrolling iseng di Instagram. Ada video reels anak muda bule yang berdiri di atas ombak yang tinggi dan panjang banget. Pikir saya, “Ah ini pasti di Hawaii atau Australia.” Tapi pas saya lihat caption-nya: “Sorake, Nias – Indonesia 🇮🇩.”
Wait… Nias? Yang saya tahu dari pelajaran IPS dulu, Nias itu punya tradisi lompat batu, bukan ombak segede itu.
Itulah awal saya mulai kepo. Ternyata, Travel Sorake itu salah satu pantai terbaik buat surfing di dunia, bahkan katanya cuma kalah sama Hawaii. Dan anehnya, kita di Indonesia kayak kurang menghargai aset emas ini. Akhirnya, saya putuskan untuk berangkat ke Nias Selatan tahun lalu. Bukan cuma karena penasaran sama surfingnya, tapi juga pengen lihat seperti apa kehidupan di sana, keindahannya, dan apakah worth it buat jadi destinasi wisata.
Jawaban saya setelah pulang? YES. 100% worth it.
Keindahan Pantai Sorake yang Gak Cuma Tentang Ombak
Page Contents
Kalau kamu berpikir Pantai Sorake cuma buat surfer profesional, kamu salah besar. Saya bukan surfer, jangankan berdiri di atas papan, berenang aja pas SMA masih gaya batu. Tapi waktu saya pertama kali nginjakkan kaki di Pantai Sorake, saya langsung paham kenapa bule-bule pada bela-belain tinggal di sana berbulan-bulan Wikipedia.
Pantainya luas, pasirnya putih keabu-abuan, ombaknya konsisten dan bertingkat kayak tangga laut. Sinar matahari di sore hari bikin air laut berubah warna dari biru muda ke toska, lalu keemasan. Dan yang bikin hati adem… pantainya sepi. Serius. Nggak kayak Bali yang harus rebutan spot buat foto, di Sorake saya bisa duduk sendiri di bawah pohon kelapa sambil minum es kelapa muda yang baru dipetik sama anak lokal.
Oh ya, sunset-nya… gila sih. Saya udah lihat sunset dari banyak tempat, tapi Sorake itu spesial. Langitnya bisa berubah dari oranye ke merah menyala, terus ditutup gradasi ungu lembut. Rasanya kayak sedang ada di lukisan.
Apa yang Membuat Pantai Sorake Populer di Dunia (Tapi Kurang Dikenal di Negeri Sendiri)?
Pertama, ombaknya itu luar biasa unik. Di dunia, cuma ada dua tempat yang punya ombak bertingkat lima—Hawaii dan Sorake. Gak main-main, tinggi ombaknya bisa mencapai 10 meter, dan panjang gelombangnya bisa sampai 200 meter, yang artinya surfer bisa berdiri di atas papan selama hampir satu menit. Buat ukuran surfing, itu luar biasa.
Sorake juga sering jadi tuan rumah kompetisi internasional kayak Nias Pro World Surf League, yang bikin para peselancar dari seluruh dunia datang ke sini tiap tahun.
Sayangnya, gaung popularitasnya di Indonesia kurang. Banyak orang mikir, “Jauh banget ke Nias.” Padahal menurut saya, itu justru jadi nilai plus. Karena belum banyak turis, pantainya masih sangat alami, belum banyak sampah plastik, dan suasananya tenang banget. Kadang, ketenangan itu jauh lebih mahal daripada fasilitas mewah.
Keunikan Wisata Pantai Sorake yang Jarang Orang Tahu
Selain ombak dan pemandangan yang indah, Sorake punya banyak kejutan kecil yang saya temui:
Kehangatan Warga Lokal
Saya tinggal di homestay milik keluarga lokal. Tiap sore, si Ibu selalu nawarin teh manis dan pisang goreng gratis. Serasa di rumah sendiri. Mereka juga senang ngobrol, ngajarin saya beberapa kata dalam bahasa Nias, dan cerita soal kehidupan di kampung.
Tidak Ada Hotel Mewah, Tapi Justru Itu Nilainya
Di Sorake, jangan harap ketemu resort bintang lima. Tapi kamu akan temukan penginapan sederhana yang bersih dan menghadap langsung ke laut. Malam hari, suara ombaknya jadi semacam lullaby alami yang bikin tidur nyenyak banget.
Kehidupan Sehari-Hari yang Kaya Budaya
Di dekat Sorake, kamu bisa kunjungi desa-desa adat seperti Desa Bawomataluo, tempat tradisi lompat batu itu. Rumah-rumah kayunya masih asli, dan kamu bisa ngobrol langsung sama keturunan para raja di sana. Saya sampai dikasih pinjam kain adat buat foto—baik banget!
Tips Mengunjungi Pantai Sorake: Pelajaran dari Pengalaman Sendiri
Ini bagian yang penting banget buat kamu yang pengen pergi ke sana. Saya bikin daftar ini karena ada beberapa hal yang saya pelajari the hard way :
-
Datang Saat Musim Surfing (April–Oktober)
Di musim ini, ombak Sorake lagi prima. Tapi kalau kamu gak mau lihat banyak surfer, datanglah di awal atau akhir musim. -
Transit di Gunung Sitoli
Untuk sampai ke Sorake, kamu harus terbang ke Gunung Sitoli (bandara Binaka), lalu naik mobil sekitar 3–4 jam ke selatan. Jalanannya lumayan berliku dan kadang berlubang, jadi siapin cemilan dan antimo kalau kamu gampang mabuk darat. -
Bawa Uang Tunai yang Cukup
Di daerah Sorake, mesin ATM sangat terbatas, dan belum semua tempat terima pembayaran digital. Saya sempat panik waktu kehabisan uang dan harus pinjam ke tamu homestay sebelah. Malu banget, wkwk. -
Sunscreen & Obat Nyamuk Wajib!
Karena pantainya langsung hadap barat, matahari bisa sangat terik. Juga, malam hari ada nyamuk—walau gak banyak, tapi lebih baik jaga-jaga. -
Jangan Takut Berinteraksi
Warga lokal sangat ramah. Kalau kamu beruntung, mereka bisa ajak kamu ikut makan malam bersama atau sekadar ngobrol di pinggir pantai. Saya belajar banyak tentang budaya Nias hanya dari obrolan santai seperti itu.
Pelajaran yang Saya Petik Setelah Mengunjungi Pantai Sorake
Kadang kita terlalu sibuk mencari keindahan di luar negeri, padahal di negeri sendiri masih banyak surga tersembunyi. Pantai Sorake adalah salah satu buktinya. Perjalanan ke sana bukan hanya soal menikmati pantai dan ombak, tapi juga tentang belajar menghargai kearifan lokal, ketenangan, dan hidup yang lebih sederhana.
Saya juga belajar bahwa tidak semua tempat butuh menjadi “Instagrammable” dengan filter berlebihan. Sorake itu jujur. Alamnya, warganya, bahkan bangunan-bangunannya—semuanya punya cerita. Dan itu yang bikin saya betah berlama-lama.
Jadi, kalau kamu butuh healing sesungguhnya, yang gak hanya memanjakan mata tapi juga menenangkan hati, Pantai Sorake wajib masuk bucket list-mu. Nggak harus bisa surfing, cukup datang dan rasakan sendiri energinya.
Sorake Itu Bukan Sekadar Pantai
Buat saya, Pantai Sorake adalah tempat yang mengubah cara saya melihat liburan. Dari yang tadinya cuma ingin eksplor tempat keren, jadi tempat buat merenung dan connect lagi sama alam. Mungkin saya gak akan pernah bisa jadi surfer, tapi saya tahu, suatu saat nanti saya akan balik ke sana. Karena Sorake bukan cuma pantai… tapi rumah bagi jiwa yang lelah.
Baca juga artikel menarik lainnya tentang Kota Paris: Rahasia Seru Menjelajahi Kota Impian dengan Cara Asik disini