Pertama kali saya melihat Tari Tandak itu waktu ada acara pentas seni sekolah anak saya di Riau. Jujur, awalnya saya nggak tahu itu tari apa. Tapi dari detik pertama musiknya diputar—dengan irama zapin Melayu yang khas dan para penari yang saling berbalas pantun sambil menari—saya langsung ngeh, ini bukan sekadar tarian biasa.
Culture Tari Tandak itu bukan cuma indah dari gerakannya, tapi juga dari suasananya. Ada semacam nuansa keakraban, gotong royong, dan keharmonisan yang kental banget. Gerakannya sederhana, nggak neko-neko, tapi sarat makna. Dari sini saya mulai tertarik buat nyari tahu lebih dalam.
Kalau kamu belum pernah lihat langsung, coba deh sempatkan ke Riau waktu ada festival budaya. Tari Tandak sering jadi andalan karena sifatnya yang meriah dan melibatkan banyak orang. Nggak heran sih, karena dulunya ini memang tari pergaulan untuk muda-mudi. Jadi, dari awal memang tujuannya untuk bikin orang makin dekat—dengan budaya, dengan komunitas, dan satu sama lain.
Mengapa Tari Tandak Harus Dilestarikan?
Page Contents
Nah, ini bagian yang kadang bikin hati saya nyesek. Tari Tandak, sebagus dan sekaya itu, makin lama makin jarang ditampilkan. Di era yang serba digital ini, anak-anak muda lebih kenal dance TikTok daripada tari daerah sendiri. Padahal, Tari Tandak ini adalah identitas Melayu kumparan yang kuat banget.
Bayangin aja, lewat Tari Tandak, kita bisa belajar:
-
Pantun Melayu (yang makin punah)
-
Musik tradisional seperti gambus dan gendang
-
Nilai gotong royong dan kebersamaan
-
Tata krama berinteraksi (karena tarian ini saling menyapa dan sopan santun banget!)
Kalau bukan kita yang jaga dan hidupkan lagi, ya siapa lagi? Saya pribadi sekarang suka ngajak anak-anak ikut latihan tari di sanggar dekat rumah. Emang sih awalnya mereka ogah-ogahan, tapi begitu udah tampil di acara, bangganya luar biasa.
Pelestarian budaya itu dimulai dari hal kecil. Bisa dari nonton, belajar, atau sekadar ngobrol soal Tari Tandak. Nggak harus jadi penari profesional kok.
Tips Mempelajari Tari Tandak (Dari yang Gagap Gerakan Sampai PD di Panggung)
Oke, saya mau jujur dulu. Waktu pertama kali belajar Tari Tandak itu rasanya kayak lagi main Twister. Kaki ke kanan, tangan ke kiri, badan masih mikir. Tapi justru dari situlah saya sadar, tari ini punya pola yang bisa dilatih dan dikuasai.
Berikut beberapa tips kalau kamu pengin coba belajar:
1. Dengerin Musiknya Dulu
Sebelum gerakin badan, dengerin dulu lagu-lagu Melayu pengiring Tari Tandak. Rasakan iramanya, biar tubuh kamu terbiasa dulu.
2. Mulai dari Gerakan Dasar
Jangan langsung lompat ke koreografi lengkap. Pelajari dulu gerakan kaki, tangan, dan pola dasar seperti langkah dua, langkah empat, atau pola silang.
3. Latihan Bareng Teman
Karena Tari Tandak itu berpasangan atau berkelompok, latihan sendirian tuh kurang dapet feel-nya. Coba ajak dua atau tiga teman buat latihan bareng. Kalau bisa sambil berbalas pantun, makin oke.
4. Rekam Latihanmu
Ini cara paling cepat buat evaluasi. Saya dulu sering malu sendiri pas nonton ulang video latihan, tapi dari situ saya tahu bagian mana yang harus diperbaiki.
5. Pakai Kostum Sederhana Saat Latihan
Biar lebih semangat, pakai kain sarung atau kebaya sederhana waktu latihan. Nggak harus full kostum, tapi bisa membantu dapetin feel-nya.
6. Cari Sanggar atau Komunitas
Kalau di daerah kamu ada sanggar tari atau komunitas Melayu, coba gabung. Pengalaman belajar jadi lebih kaya karena ada yang bimbing langsung.
Tari Tandak dalam Kehidupan Sehari-hari: Nggak Sekadar di Panggung
Mungkin kamu mikir, “Apa hubungannya tari tradisional sama hidup sehari-hari?”
Tapi buat saya, setelah beberapa bulan ikut latihan dan terlibat dalam pagelaran, saya bisa bilang: Tari Tandak ngajarin saya banyak hal yang ternyata penting dalam hidup.
Belajar Sabar dan Fokus
Gerakan Tari Tandak kelihatan simpel, tapi harus sinkron dan rapi. Nggak bisa buru-buru. Ini ngajarin saya buat lebih sabar, nggak grasak-grusuk kayak biasanya.
Komunikasi dan Kerja Sama
Karena sering dilakukan berpasangan atau kelompok, kamu harus peka dengan gerakan orang lain. Saya pernah salah belok karena nggak nyadar partner saya mau pindah arah. Dari situ saya belajar: komunikasi itu kunci, bahkan di hal kecil kayak gerak tangan.
Meningkatkan Percaya Diri
Waktu tampil di depan umum pertama kali, saya deg-degan parah. Tapi begitu lagu dimulai, semua latihan dan usaha berbulan-bulan tuh muncul semua. Setelah tampil, rasanya kayak menang undian. Percaya diri saya naik drastis.
Ngajarin Anak Nilai Budaya
Sekarang saya sering ajak anak-anak buat ikut nonton atau latihan bareng. Walau mereka belum full bisa, mereka mulai kenal istilah Melayu, pantun, dan irama musik tradisional. Itu udah pencapaian luar biasa buat saya.
Pengalaman Pribadi Belajar Tari Tandak (Dari Nol Sampai Tampil di Festival Sekolah)
Saya inget banget hari pertama saya daftar di sanggar seni daerah. Usia saya waktu itu udah kepala empat, tapi semangatnya kayak anak SMA. Dikelilingi sama peserta yang mayoritas masih muda, saya sempet minder. Tapi pelatihnya bilang, “Tari Tandak itu tentang semangat kebersamaan, bukan soal siapa paling lincah.”
Waktu latihan pertama, saya salah langkah terus. Bahkan pernah nabrak pasangan sendiri gara-gara bingung arah gerak. Tapi bukannya diketawain, kami malah saling bantu. Dari situ, hubungan kami makin dekat—kayak keluarga kecil gitu.
Puncaknya waktu ada lomba antar sanggar di kecamatan. Kami latihan seminggu penuh tanpa henti. Ada yang sampai jatuh sakit karena kelelahan, tapi nggak ada yang nyerah. Begitu hari H tiba, saya sempat kaku di awal, tapi begitu liat penonton tepuk tangan, energi saya langsung balik.
Tari Tandak waktu itu bener-bener jadi titik balik buat saya. Saya jadi lebih terbuka, lebih berani tampil, dan lebih menghargai budaya sendiri. Bahkan sekarang, saya sering diundang buat ngisi workshop kecil soal Tari Tandak di sekolah atau komunitas.
Yuk, Bangkitkan Lagi Semangat untuk Tari Tandak
Tari Tandak bukan sekadar tarian. Ia adalah potongan sejarah, identitas, dan kebanggaan masyarakat Melayu yang diwariskan secara turun-temurun. Kita boleh modern, tapi nggak boleh lupa akar budaya sendiri.
Kalau kamu pernah merasa jenuh sama rutinitas, coba deh ikut latihan tari tradisional seperti Tandak. Bukan cuma tubuh yang gerak, tapi hati juga ikut bahagia.
Saya bukan penari profesional. Tapi saya bangga bisa ikut menjaga nyala kecil dari warisan budaya ini. Semoga kamu juga tertarik buat mengenal dan mencintai Tari Tandak. Siapa tahu, suatu hari nanti, kita bisa nari bareng di pentas budaya.
Baca juga artikel menarik lainnya tentang Nihon Buyo: Keanggunan dan Filosofi Dalam Seni Tari Tradisional Jepang disini