Singa Gunung: Penguasa Sunyi Pegunungan Amerika yang Penuh Misteri

Singa Gunung

Aku masih ingat jelas suatu pagi di Colorado, ketika udara masih dingin menusuk dan kabut tipis menggantung di antara pepohonan pinus. Aku sedang berjalan di jalur pendakian yang sepi, dan tiba-tiba terdengar suara ranting patah di kejauhan. Sekilas, aku melihat bayangan besar berwarna cokelat kekuningan bergerak di antara semak. Naluri pertamaku berkata itu mungkin rusa liar, tapi detik berikutnya jantungku berdegup kencang—karena aku sadar, itu seekor singa gunung. Hewan yang selama ini hanya aku lihat di dokumenter, kini berdiri tak jauh dariku.

Puma concolor, atau yang sering disebut cougar, mountain lion, panther, hingga puma, adalah salah satu predator paling misterius dan tangguh di dunia. Mereka bukan singa seperti yang ada di Afrika, melainkan bagian dari keluarga besar kucing, kerabat jauh dari harimau dan jaguar. Nama “singa gunung” muncul karena tubuhnya yang gagah dan habitatnya yang banyak ditemukan di wilayah pegunungan Amerika Utara dan Selatan.

Sejak hari itu, aku terobsesi mempelajari makhluk luar biasa ini. Ada sesuatu yang menenangkan namun menakutkan dari tatapan mata mereka—campuran antara keanggunan dan bahaya yang tersembunyi.

Asal-usul dan Sebaran Singa Gunung

Puma, Singa Gunung yang Membunuh 48 Ekor Ungulata per Tahun

Singa gunung adalah salah satu mamalia dengan sebaran terluas di benua Amerika. Mereka bisa ditemukan mulai dari wilayah hutan Kanada hingga ke ujung selatan Chili dan Argentina. Nama latinnya Puma concolor berarti “kucing berwarna seragam”, dan memang, bulunya biasanya berwarna cokelat keemasan atau kekuningan polos tanpa belang seperti macan tutul Wikipedia.

Yang menarik, singa gunung termasuk hewan yang sangat adaptif. Mereka bisa hidup di hutan pinus bersalju, gurun berbatu, lembah, bahkan di pinggiran kota manusia. Karena kemampuan beradaptasi ini, puma disebut-sebut sebagai “penjelajah sejati” di antara para predator darat.

Namun, adaptasi ini tidak berarti mereka aman dari ancaman. Perlu diingat, dulu singa gunung pernah tersebar hampir di seluruh Amerika Utara, tetapi kini populasi mereka menyusut akibat perburuan, hilangnya habitat, dan konflik dengan manusia.

Di banyak daerah, mereka kini dianggap sebagai simbol ketangguhan dan kesunyian—hewan yang memilih diam, namun memiliki kekuatan luar biasa.

Ciri Fisik yang Mengagumkan

Kalau kamu belum pernah melihat singa gunung secara langsung, bayangkan seekor kucing raksasa dengan tubuh ramping dan kaki panjang yang sangat kuat. Panjang tubuhnya bisa mencapai dua meter, dengan ekor hampir sepanjang badan. Beratnya bisa mencapai 70 kilogram untuk jantan dewasa, sementara betina sedikit lebih ringan.

Yang membuat mereka luar biasa adalah kemampuan fisiknya. Puma bisa melompat sejauh 12 meter dalam satu loncatan dan setinggi 5 meter secara vertikal! Tak heran banyak peneliti menyebut mereka sebagai salah satu pelompat terbaik di dunia hewan.

Matanya besar, dengan pupil yang lebar, memungkinkan mereka berburu di malam hari dengan penglihatan luar biasa tajam. Cakar mereka juga sangat kuat dan dapat disembunyikan—mirip seperti kucing rumah, hanya saja dalam versi yang jauh lebih mematikan.

Saat melihat video gerak lambat singa gunung melompat menuruni tebing, aku merasa sedang menyaksikan perpaduan antara kekuatan dan keanggunan. Gerakannya seolah mengikuti ritme alam: cepat, senyap, dan penuh perhitungan.

Kehidupan dan Kebiasaan Singa Gunung

Berbeda dari singa Afrika yang hidup berkelompok, singa gunung adalah makhluk penyendiri sejati. Mereka sangat teritorial. Seekor jantan bisa memiliki wilayah kekuasaan hingga 250 kilometer persegi, dan ia akan mempertahankannya dari jantan lain dengan tanda goresan cakar dan aroma kencing di pepohonan.

Puma lebih aktif berburu pada malam hari. Mangsa utamanya adalah rusa, kijang, dan hewan seukuran domba liar. Tapi ketika makanan langka, mereka bisa memakan hewan kecil seperti kelinci, rakun, atau bahkan serangga besar.

Aku pernah membaca catatan lapangan dari seorang peneliti di Montana. Ia menemukan bekas jejak puma di sekitar bangkai rusa yang terkubur sebagian salju. Rupanya, puma sering menyembunyikan mangsanya di bawah tumpukan dedaunan atau salju agar tidak direbut predator lain. Mereka akan kembali ke sana beberapa malam berikutnya untuk makan sedikit demi sedikit.

Ada sesuatu yang menarik dari cara mereka berburu. Tidak seperti serigala yang mengejar dalam kawanan, puma mengandalkan kesabaran. Ia mengintai dari jauh, menunggu saat yang tepat, lalu menyerang dengan kecepatan kilat. Serangannya sering diarahkan ke leher atau tengkuk mangsa, dengan gigitan yang mematikan.

Suara yang Tidak Terduga

Banyak orang mengira singa gunung bisa mengaum seperti singa Afrika, padahal tidak. Mereka tidak punya struktur laring yang memungkinkan untuk mengeluarkan auman. Sebagai gantinya, mereka mendesis, menggeram, mendengkur, atau bahkan mengeluarkan suara mirip jeritan wanita—suara yang cukup menyeramkan jika didengar di tengah malam di pegunungan.

Beberapa pendaki pernah melaporkan mendengar jeritan misterius di hutan, dan setelah diselidiki, ternyata itu suara betina puma yang sedang mencari pasangan. Suara itu bisa membuat bulu kuduk berdiri!

Bagi masyarakat lokal di beberapa daerah Amerika Selatan, suara singa gunung dianggap sebagai “suara roh penjaga gunung.” Dalam budaya suku Inca, puma bahkan disembah sebagai simbol kekuatan dan keberanian.

Singa Gunung dan Manusia: Antara Ketakutan dan Kekaguman

Puma Singa Gunung Berbahaya - Free video on Pixabay

Hubungan antara manusia dan singa gunung selalu rumit. Di satu sisi, mereka adalah simbol kebebasan liar dan keindahan alam. Namun di sisi lain, mereka sering dianggap ancaman bagi ternak dan manusia.

Kasus serangan terhadap manusia memang jarang, tapi bukan tidak pernah. Biasanya terjadi karena manusia tanpa sengaja memasuki wilayah teritorial mereka atau memancing naluri berburu hewan ini. Di negara bagian seperti California atau Colorado, pemerintah sudah membuat panduan khusus untuk menghadapi kemungkinan bertemu singa gunung.

Salah satu aturan utamanya adalah: jangan pernah lari.
Karena jika kamu berlari, naluri puma akan menganggapmu sebagai mangsa. Sebaliknya, berdirilah tegak, buka jaketmu agar tampak lebih besar, dan pandang matanya tanpa mundur.

Kedengarannya menegangkan, bukan? Tapi itulah bagian menarik dari hidup berdampingan dengan alam liar—ada batas tipis antara rasa takut dan kekaguman.

Pelestarian dan Ancaman terhadap Populasi

Sayangnya, meski mereka tangguh, singa gunung masih rentan terhadap ancaman modern. Banyak dari mereka diburu karena dianggap berbahaya, atau mati tertabrak kendaraan di daerah pinggiran kota yang dulu merupakan hutan habitat mereka.

Fragmentasi habitat juga jadi masalah besar. Saat wilayah hutan dibuka untuk pembangunan, puma kehilangan jalur pergerakan alami. Akibatnya, populasi mereka terpecah dan sulit berkembang biak.

Beberapa organisasi seperti Mountain Lion Foundation di Amerika bekerja keras melindungi mereka. Salah satu proyek yang menarik adalah pembangunan “wildlife corridor” — jembatan hijau yang menghubungkan hutan terpisah agar hewan seperti singa gunung bisa melintas dengan aman di atas jalan raya.

Proyek semacam ini bukan hanya membantu puma, tapi juga banyak satwa lain. Aku pribadi merasa langkah-langkah kecil seperti ini sangat berarti. Karena pada akhirnya, melindungi puma berarti juga menjaga keseimbangan ekosistem pegunungan itu sendiri.

Baca fakta seputar : Animals

Baca juga artikel menarik tentang : Serangga Penyerbuk: Pahlawan Kecil yang Menyelamatkan Panen dan Makanan Kita

Author